Jumat, 19 Oktober 2012

Digagas, Solo Jadi Kota Industri Kreatif


SOLO, suaramerdeka.com – Industri kreatif dan entrepreneurship menjadi jawaban bagi sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan. Untuk memacu semangat generasi muda menjadi entrepeneur serta pelaku industri kreatif, Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) UNS bekerjasama dengan Dirjen Dikti menggelar kegiatan bertajuk Desain Komunikasi Visual (DKV) Indonesia Ekreaprener.
Acara tersebut akan digelar di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo mulai hari ini hingga 21 Oktober 2012. Kegiatan ini diharap mampu menggalakkan industri kreatif di Kota Solo.
"Dengan pameran ini kami berharap mampu melecut generasi muda. Mereka jangan hanya berharap menjadi karyawan tetapi menjadi pengusaha mandiri yang kreatif dan mampu memberi kontribusi pada Kota Solo," kata Ketua Panitia DKV Indonesia Ekreaprener, Ahmad Adib, Jumat (19/10).
Dalam acara tersebut digelar pameran industri kreatif yang menunjukkan hasil sektor industri kreatif yang telah berkembang bagus mulai dari fashion, desain, animasi, fotografi, audio visual, publishing, seni pertunjukan dan lainnya.
Menurutnya, pameran ini sangat relevan dengan program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yakni pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025. "Dalam pameran ini diadakan untuk menunjukkan bila selama ini industri kreatif telah marak di Solo dan diikuti oleh para pelaku utama yang sudah lama konsisten dalam mengembangkannya," ujar Adib.
Bila selama ini Yogyakarta, Bandung, dan Bali lebih dikenal dengan kota kreatif, katanya, maka Solo harus tidak mau kalah untuk menjadi kota industri kreatif.

sumber : http://www.suaramerdeka.com/

Pentingnya Pekan Kreatif untuk Anak Muda


KOMPAS.com - Anak muda kreatif semakin bertumbuh di Indonesia. Kemudahan mencari informasi, ide dan inspirasi, dari berbagai kegiatan maupun dari praktisi yang peduli berbagi, membuka peluang lebih besar bagi anak muda masa kini dalam berkreativitas. Dengan berbagai kemudahan ini, sudah waktunya, Indonesia menjadi tuan rumah untuk negerinya sendiri.

"Kondisi industri kreatif semakin baik dan terus bergiat. Saatnya jadi tuan rumah di negeri sendiri," papar desainer Ichwan Thoha, saat jumpa pers fX Sudirman Indonesia Young and Creative Week, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Ichwan, kehadiran pekan kreatif penting untuk memfasilitasi kalangan muda, juga pemula di industri kreatif. "Pekan kreatif menjadi media mengekspresikan diri, dan menginspirasi anak muda lainnya," jelas Ichwan.

Di dunia mode sendiri, Ichwan menilai eksistensi dan semangat kalangan muda semakin tinggi. "Banyak yang sekolah fashion, sehingga kemampuannya semakin kuat untuk bisnis fashion. Mereka juga semakin mudah mencari ide termasuk melalui ajang semacam ini, apalagi dengan kehadiran praktisi berpengalaman yang mau berbagi," tuturnya.

Ichwan menyambut antusias pekan kreatif untuk kalangan muda. Selain mempermudah anak muda berekspresi dan mengenalkan produk lokal, ajang semacam ini menjadi cara mempromosikan produk dalam negeri.

Editor : Dini

sumber : http://female.kompas.com/

Gutenberg, Kembangkan Mesin Cetak


JOHANNES Gutenberg, dianggap sebagai penemu mesin cetak di dunia. Namun sebenarnya ia hanya mengembangkan penggunaan mesin cetak sehingga menjadi sebuah mesin yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Pencetakan buku sebenarnya telah ada berabad-abad sebelum Gutenberg lahir loh. Salah satu contohnya adalah mesin cetak yang berkembang di China, yang teknologinya masih sangat sederhana menggunakan prinsip cetak blok.

Awalnya, Gutenberg mengembangkan huruf cetak yang bisa bergerak yang sebelumnya telah dilakukan oleh Pi Sheng (orang China) sekitar abad ke-11.

Kemudian  Gutenberg berhasil menggabungkan semua unsur mesin cetak seperti huruf cetak yang bergerak, prosedur penyetelan dan peletakan huruf-huruf yang sempurna, penggunaan tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan, dan penggunaan bahan cetakan semisal kertas sehingga menjadi sebuah mesin cetak yang lebih produktif.

Dengan teknologi percetakan yang dikembangkannya, maka produksi buku dan bahan cetakan dapat dilakukan secara besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Jadi kelebihan mesin cetak Gutenberg dengan mesin cetak yang ada sebelumnya terletak pada segi produksi besar-besarannya.

Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg lahir di Kota Mainz, Jerman sekitar tahun 1398. Gutenberg merupakan putra bungsu dari pedagang kelas atas Friele Gensfleisch zur Laden dan Else Wyrich. Pada tahun 1411, terjadi pemberontakan di Mainz sehingga ia harus pindah ke Strasbourg dan tinggal di sana selama 20 tahun. Kemudian ia pulang ke Mainz dan bekerja sebagai seorang tukang emas.

Ada lagi nih… Gutenberg juga telah menyempurnakan campuran logam untuk membentuk cetakan huruf dengan gabungan timah hitam, antimon dan timah yang masih baru digunakan hingga abad ke 20. Untuk bahan percetakannya, ia menggunakan naskah yang terbuat dari kulit binatang dan kertas. Tahun 1468, Gutenberg meninggal dan dimakamkan di gereja Franciscan, Mainz.  (*/nin)

sumber : http://www.fajar.co.id/

PP No. 72/2012: Percetakan Negara Boleh Bisnis Properti, Cetak ATM dan Multimedia


Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Negara kini memiliki keleluasaan dalam mengembangkan usahanya. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 27 Agustus lalu, Perum Percetakan Negara mendapat tugas utama dari Pemerintah berupa mencetak dan menyebarluaskan lembaran negara, tambahan lembaran negara, berita negara dan tambahan berita negara, mengelola administrasi penomoran Berita Negara RI dan Tambahan Berita Negara RI yang berfungsi sebagai pengumuman, serta mencetak Naskah Pidato Kemerdekaan.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut dan untuk mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, PP ini juga member keleluasaan bagi Perum Percetakan Negara untuk mencetak kartu ATM, kartu kredit, kartu debit, dan semacamnya, termasuk masuk ke dalam bisnis multimedia dan solusi dokumen; properti dalam bentuk perkantoran, pertokoan, dan pergudangan; prasarana telekomunikasi; dan jasa penyewaan.
Perum Percetakan Negara merupakan kekayaan negara yang tidak terbagi atas saham dengan modal Rp 43, 748 miliar, terdiri atas Rp 43,242 miliar merupakan modal negara berdasarkan Peraturan Nomor 133 Tahun 2000, dan Rp 506,280 juta merupakan penambahan penyertaan modal negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2012

Pilih Bahasa

Ad Info

Statistik Blog